Tanpa terasa waktu berjalan begitu cepat. Banyak kenangan dan pengalaman yang saya alami sebagai seorang pelaut. Dimulai dari petualangan di laut laut yang ada di seluruh pulau pulau Nusantara sampai dilaut2 samudra besar dimuka bumi kita. Pengalaman hidup bersama diatas wadah bernama Bahtera dengan kawan kawan dari berbagai macam bangsa saya nikmati betul dengan berbagai macam suka dan dukanya.
Terbiasa hidup bersama kawan dari Rusia, terkadang Greece yang temperamen, Philipino yang dandy, Korea yang hot, Poland yang cool, MALAH ADA SEBANGSA SENDIRI YG SUKA CARI CARI MUKA SAMPAI MENJELEK JELEKAN KAWAN KE OFFICE, secara otomatis saya jadi terbiasa untuk segera beradaptasi dengan kehidupan mereka laksana dalam kehidupan satu keluarga layaknya. Persesuaian dan kekompakan yang memang seharusnya harus terciptakan agar tugas yang ketat diatas bahtera dapat terlaksana dengan sukses.
Memang betul kehidupan pelaut itu keras dan penuh tantangan. Belum lagi bila tiba tiba badai datang, atau resiko dihadang typhoon atau tsunami, pernah lihat bukan di tv pernah menayangkan kejadian tsunami di Jepang baru baru ini. Kapal besar dan kecil diluluh lantakan oleh tsunami bagai mainan anak anak.
Akan berat lagi beban kesedihan buat pelaut yang akan meninggalkan keluarganya melaut kembali. Kalau bukan karena untuk menafkahi mereka agar hidup layak tak akan pelaut meninggalkan mereka juga tidak istri pelaut merelakan kepergian suami mereka.
Ada pula pandangan negatif buat pelaut yang datang dari masyarakat awam mungkin juga penolakan calon mertua buat pelaut muda untuk merelakan putri mereka dipersuntingnya. Alasan bahwa pelaut itu suka jajan diluar, suka mengobral obral cinta, jarang pulang kerumah dan ada lagi pelaut tidak pernah akan makmur karena itu tadi hasil dari kerjanya dihabiskan buat poya poya hingga pulang tinggal kolor doang…hah kasihan deh luh!!
Halloo…buat para calon mertua bagi pelaut muda pernyataan pernyataan negatif seperti demikian ternyata tidak Ada dasarnya dan tidak benar. Kalaupun ada itukan dulu…pelaut di zaman kuda gigit besi atau pula dizaman seperti yang digambarkan dalam film Pirate of the carribian atau di zaman pelaut nenek moyang kita dulu mungkin.
Saya cuma mau mencoba sedikit mengurangi pandangan negatif tentang pelaut yang telah terbentuk lama. Saya perkirakan pandangan yang cukup terkenal dimata masyarakat adalah bahwa pelaut itu suka jajan, suka mengobral obral cinta, Selalu pernah apabila ada kawan atau orang yang baru berkenalan dengan saya bertanya kepada saya ” mas kerja dimana?
Setelah saya jelaskan mengenai pekerjaan saya sebagai pelaut, tanggapan pertama selalu, ” pasti
suka jajan ya dipelabuhan?”.
Saat ini semua kapal kapal di company company tentunya, juga di company yang saya tempati untuk bekerja memiliki departemen pengawas HSE ” Healthy Safety and Environment Departemen. Departemen ini cukup tegas dalam mengawasi kesehatan dan keselamatan crew atau pekerja pelaut di companynya. Peraturan ditegak kan tanpa kompromi dan mereka memang tidak memiliki mental yang bisa dibayar.
Jadi bagaimana mungkin crew berbuat yang aneh aneh bila sebelum join sebagai pelaut di kapal kapal company nya test urine dan test kesehatan lainnya, di rumah sakit yang telah ditentukan diselenggarakan. Test difokuskan bahwa pelaut harus terbebas dari Narkotika, HIV AIDS, dan Alkohol. Saya pernah menjumpai kejadian seorang crew kapal dipulangkan langsung kerumah hari itu juga ketika dokter mengataka bahwa dia tidak lolos kesehatan.
Adalagi ini katanya pelaut jarang pulang kerumah.
Perlu diketahui lama atau tidaknya pelaut berlayar bergantung dari jenis pekerjaannya. Untuk pekerjaan Oil support di pelayaran Offshore rotasi nya sudah disepakati secara Internasional yaitu 3 bulan On dan 1 bulan Off, ada juga 2 bulan On dan 1 bulan Off. Pelaut yang berlayar sampai berbulan bulan biasanya teman teman yang bekerja di kapal pesiar, Atupun teman yang bertugas dikapal cargo atau juga kapal bulk carrier.
Kesimpulannya pekerjaan sebagai pelaut setelah bertahun tahun saya alami ternyata cukup menyenangkan dan menantang. Bahkan pendapat pendapat miring mengenai pelaut yang beredar dimasyarakat mengenai pelautpun sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Apalagi pelaut di Era zaman teknologi komunikasi yang belakangan ini semakin maju pesat, jarak terpisah jauh dengan keluarga tidak sangat terasa yang bagi saya bekerja dipelayaran offshore tempat saya bekerja sangat diuntungkan dengan adanya fasilitas Wifi. Dengan wifi inilah saya bisa bercengkrama dengan anak dan istri dirumah via skype atau yahoo messenger. Melalui access internet inilah jarak saya dan keluarga nun jauh disana bukanlah menjadi beban rindu yang tak tertahankan Namun yang selalu menjadi pertanyaan dibenak kami teman2 pelaut Indonesia, akankah berapa lama kami bekerja
Saran saya buat pelaut muda atau calon pelaut, belajar dan kejarlah cita cita kalian. Banyak belajar dan menimba ilmu dari rekan rekan pelaut yang sudah senior. Jangan dihamburkan hasil perolehan yang kalian dapat dari profesi kalian, buatlah rencana kehidupanmu akan datang untuk tidak selalu melulu bekerja sebagai pelaut dan meninggalkan keluargamu sampai tua. Toh banyak bidang usaha lain yang tidak hanya melulu manjadi pelaut
No comments:
Post a Comment